Facebook bisa menimbulkan riya'. Riya' itu syirik kecil yang menghanguskan pahala kebaikan.
BANYAK Facebooker menjadikan Facebooknya sebagai tempat berdoa dan "pamer amal kebaikan". Awas! Hal itu bisa menggerus keikhlasan beramal dan bisa menghapus pahala kebaikan karena riya', ingin dipuji atau mendapatkan perhatian!
Facebook memang selalu menggoda Facebooker untuk menuliskan apa saja yang dilakukannya, guna mendapat perhatian, jempol (like/suka), atau komentar teman-temannya. Facebooker akan merasa bahagia jika update statusnya mendapatkan banyak jempol dan komentar.
Namun, ingatlah, jika seorang Facebooker menuliskan kebaikan yang dilakukannya, maka statusnya itu bisa menjadikannya riya’, yaitu pamer atau ingin dipuji orang lain. Riya’ adalah sikap yang melunturkan ikhlas dalam beramal.
"Dan tidaklah mereka diperintahkan melainkan untuk beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan ibadah kepadaNya.” (QS. Al-Bayyinah:5).
Facebook juga sering "menggoda" Facebooker untuk berkeluh-kesah dan bersumpah serapah di akunnya. Keluh-kesah sama dengan meratap. Ratapan seorang Facebooker di wall (dinding) Facebooknya bisa menjadikannya sama dengan kaum Yahudi yang biasa meratap, berdoa, dan berkeluh-kesah di Dinding Ratapan/Tembok Ratapan.
Jika tidak bisa meninggalkan Facebook, maka tulislah selalu status update yang informatif, inspiratif, dan ajakan kebaikan. Bukan pamer kebaikan, keluh-kesah, dan sumpah-serapah atau hal-hal yang tidak mendatangkan manfaat. Ingat, godaan setan ada di mana-mana! Wallahu a'lam.*
BANYAK Facebooker menjadikan Facebooknya sebagai tempat berdoa dan "pamer amal kebaikan". Awas! Hal itu bisa menggerus keikhlasan beramal dan bisa menghapus pahala kebaikan karena riya', ingin dipuji atau mendapatkan perhatian!
Facebook memang selalu menggoda Facebooker untuk menuliskan apa saja yang dilakukannya, guna mendapat perhatian, jempol (like/suka), atau komentar teman-temannya. Facebooker akan merasa bahagia jika update statusnya mendapatkan banyak jempol dan komentar.
Namun, ingatlah, jika seorang Facebooker menuliskan kebaikan yang dilakukannya, maka statusnya itu bisa menjadikannya riya’, yaitu pamer atau ingin dipuji orang lain. Riya’ adalah sikap yang melunturkan ikhlas dalam beramal.
"Dan tidaklah mereka diperintahkan melainkan untuk beribadah kepada Allah dengan mengikhlaskan ibadah kepadaNya.” (QS. Al-Bayyinah:5).
Facebook juga sering "menggoda" Facebooker untuk berkeluh-kesah dan bersumpah serapah di akunnya. Keluh-kesah sama dengan meratap. Ratapan seorang Facebooker di wall (dinding) Facebooknya bisa menjadikannya sama dengan kaum Yahudi yang biasa meratap, berdoa, dan berkeluh-kesah di Dinding Ratapan/Tembok Ratapan.
Jika tidak bisa meninggalkan Facebook, maka tulislah selalu status update yang informatif, inspiratif, dan ajakan kebaikan. Bukan pamer kebaikan, keluh-kesah, dan sumpah-serapah atau hal-hal yang tidak mendatangkan manfaat. Ingat, godaan setan ada di mana-mana! Wallahu a'lam.*
Tags:
Opini