SALAH satu tokoh ulama NU yang juga Pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang, KH. Salahuddin Wahid alias Gus Sholah melarang Ustadz Hariri muncul lagi sebagai dai atau juru dakwah.
Larangan itu dikemukakan Gus Sholah dalam akun twitternya, @Gus_Sholah, Kamis (13/2), menjawan pertanyaan pengikutnya, @AlawiIbnuimam:: bgmn tanggapan @Gus_Sholah ttg video ustad hariri (menginjkkn kaki ke kepala jamaah)?”
Gus Sholah menjawab singkat: "Dia jgn boleh muncul lagi sbg da'i." Tweet ulama kharismatik ini diretweet 119 tweeps/tweeple dan dijadikan favorit oleh 13 lainnya.
Gus Sholah menjawab singkat: "Dia jgn boleh muncul lagi sbg da'i." Tweet ulama kharismatik ini diretweet 119 tweeps/tweeple dan dijadikan favorit oleh 13 lainnya.
Tampaknya tidak ada satu pun alasan kuat yang bisa membenarkan atau menoleransi tindakan Ustadz Hariri yang melakukan aksi kekerasan verbal dan fisik di hadapan jamaahnya yang sedang menyaksikan ceramahnya itu.
Nyaris semua komentar menghujat ustadz jebolan audisi da'i TPI itu. Banyak yang mengecamnya sebagai aksi premanisme yang sangat tidak layak dilakukan oleh seorang ustadz.
Lemah-Lembut dalam Dakwah
Salah satu hikmah "insiden" Ustadz Hariri adalah mengingatkan umat Islam akan pentingnya lemah-lembut dalam berdakwah, sebagaimana diajarkan Islam dan dicontohkan Rasulullah Saw.
Islam mengajarkan umatnya agar bersikap lemah-lembut dalam berdakwah atau mengajak kebaikan. Rasulullah Saw dikenal kelemah-lembutannya dalam mengemban risalah Islam. Karena sikap lemah-lembut beliau itu pula Islam memiliki daya tarik sangat kuat, sebagaimana diabadikan dalam Al-Quran:
“Maka disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka, sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imran: 159).
Bahkan, menghadapi orang seburuk Fir’aun pun, Allah Swt memerintahkan sikap lemah-lembut.
“Pergilah kamu berdua kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah-lembut, mudah-mudahan ia ingat dan takut.” (QS. Thaha:43-44).
Lemah-lembut sama sekali bukan kelemahan. Orang yang lemah-lembut sesungguhnya memiliki wibawa yang besar. Ia akan disegani. Kelemah-lembutan yang sejati selalu diikuti oleh kebajikan kesabaran dan penguasaan diri.
Orang lemah-lembut akan memiliki pula kebajikan kekuatan, dan keberanian yang tak tergoncangkan. Ia seperti aliran air yang tenang, tetapi dapat mengikis dan menghaluskan batu sekasar apa pun.
“Maka disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka, sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imran: 159).
“Sesungguhnya tidaklah kelemahlembutan itu ada pada sesuatu melainkan ia akan memperindahnya dan tidaklah kelemah-lembutan itu dicabut dari sesuatu, melainkan akan memperburuknya.” (HR. Muslim)
“Barang siapa yang terhalangi dari bersikap lemah lembut, maka dia telah terhalang dari seluruh bentuk kebaikan.” (HR. Muslim).
Jelas, semua aturan Islam itu dilabrak oleh Hariri dengan sikap kasarnya. Sayangnya, saat dia tampil di acara Hitam Putih Trans7, alih-alih menunjukkan penyesalan dan minta maaf kepada umat, Hariri malah masih saja menunjukkan sikap arogannya dan terkesan tidak mau mengakui kesalahan dan bersikap "jaim".
Semoga ini kasus terakhir dan membuat para ustadz semakin mawas diri dan menjadi teladan bagi umat. Amin. Wallahu a'lam. (www.risalahislam.com).*
Tags:
Dakwah