Tauhid sebagai Inti Ajaran Islam

Tauhid Allah
TAUHID atau keesaan Tuhan adalan inti ajaran Islam. Para nabi dan Rasul, sejak Nabi Adam as hingga Nabi Muhammad Saw, membawa risalah Islam yang berintikan ajaran Tauhid --bahwa Tuhan itu Esa, satu, tidak Tuhan selain-Nya.

Arti Tauhid

Tauhid dari akar kata ahad atau wahid— artinya artinya satu. Dalam risalah Islam, tauhid adalah asas keyakinan (akidah), bahwa Tuhan itu hanya satu, yakni Allah Swt dan tidak ada yang setara, juga sekutu, dengan-Nya. Hanya Dia yang wajib disembah dan dimintai pertolongan. Hanya Dia yang ditaati dan ditakuti. Hanya Dia yang menentukan segala sesuatu di dunia dan akhirat nanti. Tauhid dirangkum dalam kalimat tahlil: “La ilaha illallah” (tidak ada Tuhan selan Allah).

Tiga Aspek Tauhid

Tauhid terdiri dari tiga aspek:
  1. Tauhid dalam kekuasaan Tuhan (tauhid rububiyah)
  2. Aspek ibadah (tauhid uluhiyah)
  3. Tauhid dalam nama dan sifat Allah (Asma wa Sifat).

Tauhid Rububiyah adalah mempercayai dan mengakui bahwa hanya Allah satu-satunya Tuhan yang merencanakan, menciptakan, mengatur, memelihara serta menjaga seluruh Alam Semesta. "Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu" (QS. Az-Zumar:62).

Tauhid Uluhiyah adalah hanya kepada Allah setiap ibadah ditujukan, tidak ada persembahan atau pengabdian pada selain-Nya, dan hanya Allah yang layak disembah.

Menurut Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dalam Kitab Tauhid, ibadah ialah penghambaan diri kepada Allah Ta'ala dengan menaati segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Inilah hakekat agama Islam karena Islam maknanya ialah penyerahan diri kepada Allah semata-mata yang disertai dengan kepatuhan mutlak kepada-Nya.

Tauhid Asma wa Sifat artinya bahwa sesuai nama dan sifat (karakteristik) Allah yang disebutkan baik oleh Al-Qur'an dan Al-Hadits adalah hanya berhak disandang oleh Allah itu sendiri.

Umat Islam diperintahkan hanya beribadah kepada Allah dan menjauhi Thogut. "Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada setiap umat (untuk menyerukan): Beribadahlah kepada Allah (saja) dan jauhilah thaghut." (QS. An-Nahl:36). Thaghut yaitu setiap yang diagungkan --selain Allah— dengan disembah, ditaati, atau dipatuhi, baik yang diagungkan itu berupa batu, manusia, ataupun syetan.

Ibnu al-Qayyim al-Jauziyah berkata, Thaghut adalah segala sesuatu yang diperlakukan oleh seseorang secara melampaui batas, baik dalam hal penyembahan, ketaatan atau ikutan.

Karena itu, thaghut adalah segala sesuatu yang diminta untuk memutuskan perkara selain dari Allah dan Rasul-Nya, selain Allah yang disembah, yang diikuti padahal tidak selaras dengan syariat Allah, atau ditaati dalam hal-hal yang tidak diketahui sebagai bentuk ketaatan kepada Allah. Ini semua adalah thaghut dunia ini.

Syaikh Sulaiman bin Sahman an-Najdi berkata, “Thaghut itu ada tiga macam, thaghut dalam hukum, thaghut dalam peribadatan, dan thaghut dalam ikutan “. Mengikuti hukum selain hukum Allah, mengabdi kepada selain-Nya, dan mengikuti selain perintah-Nya, berarti mengikuti Thogut dan menyalahi tauhid.

Pengalaman Tauhid

Pengamalan Tauhid dilakukan dengan cara melakukan segala perbuatan hanya bertujuan mengharap ridha Allah SWT dan segala amal mengacu pada risalah Islam sebagai ketentuan-Nya. Wallahu a’lam. (www.risalahislam.com).*
Previous Post Next Post