Makna, arti, atau pengertian Silaturahmi
Silaturahmi (kata baku bahasa Indonesia) atau silaturahim (Arab: shilah al-rahim) terdiri dari kata shilah --yang terambil dari akar kata washala yang berarti menyambung-- dan ar-rahim yang pada mulanya berasal dari nama Allah, lalu diberikannya kepada makhluk untuk menunjuk pada sesuatu yang menjadi penyebab kasih-sayang, yakni “rahim/peranakan”.
Walaupun dalam Al-Quran tidak terdapat istilah shilaturahim, namun banyak ayat yang mengisyaratkan pentingnya memelihara shilaturrahim, seperti QS Al-Nisa’: 1,
“Bertakwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain (dan peliharalah hubungan) rahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”
Di samping perintah di atas, ada juga ayat yang mengecam orang-orang yang memutuskannya, seperti:
”Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa akan membuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dikutuk Allah; ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya pula mata mereka” (QS Muhammad [47]: 22-23). Wallahu a'lam bish-showabi. (www.risalahislam.com).*
Silaturahmi (kata baku bahasa Indonesia) atau silaturahim (Arab: shilah al-rahim) terdiri dari kata shilah --yang terambil dari akar kata washala yang berarti menyambung-- dan ar-rahim yang pada mulanya berasal dari nama Allah, lalu diberikannya kepada makhluk untuk menunjuk pada sesuatu yang menjadi penyebab kasih-sayang, yakni “rahim/peranakan”.
Walaupun dalam Al-Quran tidak terdapat istilah shilaturahim, namun banyak ayat yang mengisyaratkan pentingnya memelihara shilaturrahim, seperti QS Al-Nisa’: 1,
“Bertakwalah kepada Allah yang dengan mempergunakan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain (dan peliharalah hubungan) rahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”
Di samping perintah di atas, ada juga ayat yang mengecam orang-orang yang memutuskannya, seperti:
”Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa akan membuat kerusakan di bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dikutuk Allah; ditulikan-Nya telinga mereka dan dibutakan-Nya pula mata mereka” (QS Muhammad [47]: 22-23). Wallahu a'lam bish-showabi. (www.risalahislam.com).*
Tags:
Kamus Islam