Khotbah Jumat pertama Rasulullah Saw di Wadi ( Lembah) Ranuna, Yatsrib (Madinah). Ada dua versi Khotbah Jumat pertama Rasulullah Saw. Namun, dari keduanya, para khotib Jumat bisa memetik hikmah dan teladan, seperti khotbah jumat hendaknya ringkas --sekali lagi: ringkas, tidak usah berlama-lama, fokus ke rukun khotbah, dan tema.
“Nabi Saw tidak memanjangkan nasihatnya pada hari Jumat. Beliau hanya memberikan amanah-amanah yang singkat dan ringkas” (H.R. Abu Dawud).
Berikut ini terjemahan kedua versi Khotbah Jumat pertama Rasulullah Saw.
Khotbah Jumat pertama Rasulullah – Versi 1
Rasul Saw juga menegaskan dalam sabdanya:
"Sesungguhnya lamanya shalat seseorang dan singkatnya khotbah itu adalah membuktikan mahirnya agama (kealiman) seseorang. Oleh karena itu, perpanjanglah shalat dan persingkatlah khotbah” (HR. Muslim).
Semoga para khotib kita meneladani Rasulullah Saw dalam khotbahnya. Wallahu a'lam. (www.risalahislam.com).*
– Sumber: Al-Amakin al-Masyhurah Fi Hayati Muhammad (Hanafi al-Mahlawi), Sirah Ibnu Hisyam, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad (KH Moenawar Chalil), dan Tafsir al-Qurthubi.
“Nabi Saw tidak memanjangkan nasihatnya pada hari Jumat. Beliau hanya memberikan amanah-amanah yang singkat dan ringkas” (H.R. Abu Dawud).
Berikut ini terjemahan kedua versi Khotbah Jumat pertama Rasulullah Saw.
Khotbah Jumat pertama Rasulullah – Versi 1
“Amma ba’du. Wahai segenap manusia, hendaklah kamu menyediakan amal kebajikan untuk dirimu sendiri, karena kamu sungguh akan mengetahui. Demi Allah, sesungguhnya salah seorang dari kamu akan dikejutkan oleh suara yang gemuruh, kemudian ia pasti meninggalkan kambingnya, tidak ada yang menggembalanya.
Kemudian, Tuhan akan berfirman kepadanya, padahal tidak ada pula orang yang menerjemahkan firman itu dan tidak ada seorang pun penghalang yang akan menghalangi-halangi pada sisi-Nya. Firman-Nya, ‘Tidakkah seorang rasul datang kepadamu lalu ia menyampaikan kepadamu. Aku telah memberi harta benda kepadamu dan Aku telah mengaruniai pula atas kamu, maka apa yang telah kamu sediakan untuk dirimu sendiri.’
Oleh sebab itu, ia tentu akan melihat ke kanan dan ke kiri, lalu ia tidak akan melihat sesuatu. Kemudian, ia tentu melihat mukanya, maka tidaklah ia melihat selain neraka Jahannam. Barangsiapa yang dapat memelihara mukanya dari bahaya api neraka, walaupun dengan separuh buah kurma, maka hendaklah ia mengerjakan.
Barangsiapa yang tidak mendapatinya, hendaklah dengan kalimah thayyibah, karena dengan kalimah thayyibah itu satu kebagusan akan yang akan memberi balasan sepuluh yang semisalnya sampai tujuh ratus kali lipat. Keselamatan dan rahmat Allah serta berkah-Nya semoga dilimpahkan atas kamu dan atas Rasulullah.”Khotbah Jumat Pertama Rasulullah Saw – Versi 2
“Segala puji bagi Allah, kepada-Nya aku memohon pertolongan, ampunan, dan petunjuk. Aku beriman kepada Allah dan tidak kufur kepada-Nya. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan, aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah. Dia telah mengutusnya dengan petunjuk dan agama yang benar, dengan cahaya dan pelajaran, setelah lama tidak ada rasul yang diutus, minimnyua ilmu, dan banyaknya kesesatan pada manusia di kala zaman menjelang akhir dan ajal kian dekat.
Barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, sesungguhnya ia telah mendapatkan petunjuk. Dan, barang siapa yang bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya, sesungguhnya ia telah melampaui batas dan tersesat dengan kesesatan yang sangat jauh.
Aku berwasiat kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah. Itulah wasiat terbaik bagi seorang Muslim. Dan, seorang Muslim hendaknya selalu ingat akhirat dan menyeru kepada ketakwaan kepada Allah.
Berhati-hatilah terhadap yang diperingatkan Allah. Sebab, itulah peringatan yang tiada tandingannya. Sesungguhnya ketakwaan kepada Allah yang dilaksanakan karena takut kepada-Nya, ia akan memperoleh pertolongan Allah atas segala urusan akhirat.
“Barang siapa yang selalu memperbaiki hubungan dirinya dengan Allah, baik di kala sendiri maupun di tengah keramaian, dan ia melakukan itu tidak lain kecuali hanya mengharapkan rida Allah, maka baginya kesuksesan di dunia dan tabungan pahala setelah mati, yaitu ketika setiap orang membutuhkan balasan atas apa yang telah dilakukannya. Dan, jika ia tidak melakukan semua itu, pastilah ia berharap agar masanya menjadi lebih panjang. Allah memperingatkan kamu akan siksa-Nya. dan Allah Mahasayang kepada hamba-hamba-Nya.” (QS Ali Imran [3]:30).
Dialah Zat yang benar firman-Nya, melaksanakan janji-Nya, dan semua itu tidak pernah teringkari. Allah berfirman, “Keputusan di sisi-Ku tidak dapat diubah, dan Aku sekali-kali tidak menganiaya hamba-hamba-Ku.” (QS Qaf [50]: 29).
Karenanya, bertakwalah kalian kepada Allah dalam urusan sekarang maupun yang akan datang, dalam kerahasiaan maupun terang-terangan. “Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya.” (QS At-Thalaq [65]: 5). “Barang siapa bertakwa kepada Allah, sungguh ia telah memperoleh kemenangan yang besar.” (QS Al-Ahzab [33]: 71).
Sesungguhnya ketakwaan kepada Allah menghindarkan dari kemarahan, hukuman, dan murka-Nya. Takwa kepada Allah akan membuat wajah bersinar terang, membuat Allah rida, dan meninggikan derajat. Lakukanlah dengan sepenuh kemampuan kalian, dan jangan sampai kurang di sisi Allah.
Dia telah mengajarkan kepada kalian dalam kitab-Nya dan membentangkan jalan-Nya, untuk mengetahui siapa yang benar dan untuk mengetahui siapa yang dusta. (QS Al-Ankabut [29]: 3).
Maka, berbuat baiklah, sebagaimana Dia berbuat baik kepada kalian, dan musuhilah musuh-musuh-Nya. Berjihadlah di jalan Allah dengan sebenar-benarnya jihad. Dia telah memilih dan menamakan kalian sebagai Muslim. (QS Al-Hajj [22]: 78). Agar orang yang binasa itu binasanya dengan keterangan yang nyata dan agar orang yang hidup itu hidupnya dengan keterangan yang nyata. (QS Al-Anfal [8]: 42).
Tiada daya upaya, kecuali hanya dengan kekuatan Allah. Karenanya, perbanyaklah mengingat Allah, dan beramallah untuk kehidupan setelah mati. Sesungguhnya orang yang membangun hubungan baik dengan Allah, Allah pun akan membuat baik hubungan orang itu dengan manusia lainnya.
Karena Allah yang memberi ketetapan kepada manusia, sedang manusia tidak mampu memberi ketetapan kepada-Nya. Dia menguasai manusia, sedang manusia tidak bisa menguasai-Nya. Allah itu Maha Agung. Tiada daya dan kekuatan selain dengan kekuatan Allah Yang Mahatinggi dan Mahaagung.”Jika kita baca, maka kedua versi khotbah tersebut berdurasi kurang dari 15 menit! Artinya, Rasulullah Saw mencontohkan khotbah tidak mesti berlama-lama. Kian lama sebuah khotbah, maka kian tidak efektif sehingga pesan peningkatan iman-takwa sulit "masuk" ke jamaah.
Rasul Saw juga menegaskan dalam sabdanya:
"Sesungguhnya lamanya shalat seseorang dan singkatnya khotbah itu adalah membuktikan mahirnya agama (kealiman) seseorang. Oleh karena itu, perpanjanglah shalat dan persingkatlah khotbah” (HR. Muslim).
Semoga para khotib kita meneladani Rasulullah Saw dalam khotbahnya. Wallahu a'lam. (www.risalahislam.com).*
– Sumber: Al-Amakin al-Masyhurah Fi Hayati Muhammad (Hanafi al-Mahlawi), Sirah Ibnu Hisyam, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad (KH Moenawar Chalil), dan Tafsir al-Qurthubi.
Tags:
Khotbah Jumat